Selasa, 27 Maret 2018

MACAM MACAM MODEL SDLC

Model Waterfall


Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall (menurut Ian Sommerville) dapat dilihat pada gambar berikut :




Gambar di atas adalah tahapan umum dari model proses ini menurut Ian Sommerville. Penjelasan dari tiap tahapan tersebut adalah :
1.    Requirements analysis and definition: Di tahapan ini dilakukan Analisa kebutuhan
2.    System and software design: Pada tahapan ini, desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
3.    Implementation and unit testing:
4.    Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
5.    Integration and system testing: Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).
6.    Operation and maintenance: Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya




Model V


Teknik model V sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya. “V” untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di Jerman.




Model Prototyping


Prototype adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan.




Prototyping tepat digunakan saat tidak didapati kepastian dimana definisi user masih sangat bersifat umum serta tidak rinci sehingga pengembang tidak tahu pasti mengenai :
•    pilihan algoritma yang akan dipakai
•    lingkungan sistem yang akan dipakai serta
•    bentuk dan karakteristik antar muka pemakai.

Model prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak dan mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui. Secara ideal prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Prototipe bisa menjadi paradigma yang efektif bagi rekayasa perangkat lunak. Kuncinya adalah mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwa prototipe dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan.


Model Spiral




Model ini ditemukan sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm. Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistematis yang dikembangkan dengan model waterfall.

Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya, sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototyping dengan feedback yang diperoleh.

Dari 2 kombinasi tersebut, yaitu kombinasi antara desain dan prototyping, serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan pada model waterfall dan prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses hasil kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai untuk pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.

Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
1.    Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.
2.    Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.
3.    Risk Analysis. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
4.    Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara teknikal.
5.    Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
6.    Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release.

Model Incremental




Model proses ini hampir sama dengan model proses Waterfall. Bedanya adalah model proses ini dilakukan secara bertahap dan tahap pengerjaan dilakukan permodul. Bisa dikatakan Incremental adalah bentuk pengulangan secara bertahap dari Waterfall. Model ini mengaplikasikan urutan-urutan linier secara bertingkat selaras dengan berjalannya waktu. Setiap urutan linier menghasilkan penambahan (increment) pada software yang dikirimkan. Proses model ini menfokuskan pada pengiriman produk operasional pada setiap penambahannya. Produk awal adalah versi rendah dari produk akhir namun telah mampu mengakomodir kebutuhan pengguna.

Apabila aliran proses dari Communication sampai Deployment telah selesai pada tahap pertama, maka dilanjutkan pada pengerjaan tahap kedua yang aliran prosesnya sama yaitu dari Communication sampai Deployment. Proses ini berlangsung berulang-ulang secara bertahap sampai tahap final. Tahap pertama adalah tahap yang penting karena tahap pertama merupakan tahap kunci dan produk perdana dalam pengembangan karena apabila produk pada tahap pertama gagal, maka tahap selanjutnya tidak akan berjalan. Tahap pertama sering disebut dengan Core Product.



Model RAD (Rapid Application Development)





Model proses ini merupakan pembangan dari model Incremental. Sama seperti Incremental tetapi waktu pengerjaan antara siklus pengembangannya berjalan secara singkat. Model RAD merupakan adaptasi High-speed dari model waterfall yang pengembangannya dilakukan dengan menggunakan pendekatan component-based. Maksud dari component-based pada RAD ini adalah agar proses pengerjaannya dapat dipercepat dengan cara membagi program menjadi bagian-bagian terkecil yang tiap bagian tersebut ada tim tersendiri yang bertanggung jawab.

Untuk proses skala besar, RAD Model membutuhkan SDM yang memadai untuk membentuk tim-tim yang diperlukan agar tahap pengerjaan berjalan dengan cepat. RAD Model ini tidak cocok dipakai pada pengerjaan proyek yang memiliki tingkat resiko teknikal yang tinggi. Hal ini bisa terjadi pada saat aplikasi baru menggunakan teknologi baru atau pada saat software yang baru memerlukan derajat kebergantungan yang tinggi terhadap program komputer yang sudah ada. RAD juga memerlukan pengembang dan pelanggan yang komitmen terhadap aktifitas yang ketat sesuai dengan time frame yang diberikan.



Model CBSE (Component Based Software Engineering)


Model CBSE adalah proses yang menekankan perancangan dan pembangunan software dengan menggunakan komponen software yang sudah ada. Model ini bersifat iteratif atau berulang-ulang prosesnya. Tahapan CBSE terdiri dari dua bagian yang terjadi secara paralel yaitu :









Model Rational Unified Process (RUP)




Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu pendekatan disiplin dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab melalui berbagai best practise di dalam suatu organisasi pengembangan pengembangan perangkat lunak. Tujuan dari RUP adalah untuk memastikan dihasilkannya produk perangkat lunak dengan kualitas yang tinggi (minim error dan berjalan sesuai yang diharapkan), serta memenuhi semua kebutuhan stakeholder dengan biaya dan waktu yang sudah diprediksikan. menunjukkan secara keseluruhan kerangka kerja (framework) yang dimiliki RUP


RUP menggunakan konsep object oriented dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan unified model language (UML). UML adalah bahasa standar untuk penulisan blueprint perangkat lunak. Model ini membagi suatu sistem aplikasi menjadi beberapa komponen sistem dan memungkinkan para developer aplikasi untuk menerapkan metoda iterative (analisis, disain, implementasi dan pengujian) pada tiap komponen. dapat dilihat bahwa RUP memiliki dua dimensi, yaitu:

1. Dimensi horisontal mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir fase dan awal dari fase selanjutnya. Setiap fase dapat terdiri dari satu atau beberapa iterasi.

2. Dimensi vertikal mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing what, how and when.

Referensi :
1.http://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/04/model-model-proses-siklus-rekayasa.html
2.https://www.angon.co.id/news/uncategorized/model-model-pengembangan-perangkat-lunak-beserta-contoh-penerapannya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar